AdsNuffnang

Tips Puasa Sehat bagi Penderita Diabetes

Bagi penderita penyakit diabetes dengan kadar gula yang tinggi dianjurkan untuk tidak menjalani puasa selama bulan Ramadhan

Otak Wanita dan Lelaki Sulit Terhubung saat Bekerja Sama?

Study yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports menjelaskan, saat ada dua orang lelaki yang bekerja sama

Efek Samping Terlalu Banyak Minum Air Lemon

Sekarang ini, minum air lemon seakan menjadi cara paling trendi untuk memulai hari. Namun..

5 Pemakanan Untuk Atasi Permasalahan Kulit

Merawat kulit wajah menjadi rutiniti penting bagi wanita agar tetap terlihat menarik dan tampak lebih muda meski tidak menggunakan

Anda Susah Tidur? Berpelukanlah

Ungkapan rasa sayang dan cinta akan tersalurkan dengan sempurna lewat sebuah pelukan. Selain boleh menenangkan perasaan

Jumat, 03 Agustus 2012

Pengobatan Impoten: Mulai dari Sentuhan Wanita Hingga Viagra

Pengobatan terhadap disfungsi ereksi telah dikembangkan sejak 4000 tahun yang lalu dan memiliki sejarah yang panjang. Pengobatan dimulai dari hal yang berbasis kepercayaan mistik hingga yang berbasis pengetahuan.

Seperti yang everydayhealth infokan, berikut sejarah metode pengobatan terhadap disfungsi ereksi (ED/erectile dysfunction) dari masa ke masa:

1. 2500 SM: Ramuan dan akupuntur

Filososfi Cina kuno mempercayai bahwa seorang lelaki memiliki yin dan yang tidak seimbang pada usia 60 tahun. Yin dan yang adalah unsur kekuatan yang sifatnya berlawanan tetapi harus seimbang agar kondisi seseorang dalam keadaan baik.

Kurangnya unsur yin dalam kehidupan dapat membuat tenaga seksual lelaki melemah. Sekitar 2500 sebelum Masehi, terdapat buku teks pengobatan tradisional Cina untuk mengatasi disfungsi ereksi yang berupa ramuan dari 22 bahan alami yang digunakan oleh raja agar tetap prima melayani 1.200 istri.

Selain ramuan, metode akupuntur juga telah digunakan pada masa itu. Pengobatan dilakukan dengan menggunakan jarum untuk menyeimbangkan aliran energi dalam tubuh yang masih digunakan untuk pengobatan disfungsi ereksi di Cina hingga saat ini.

2. 1600 SM: Hati buaya

Sekitar 1600 SM, orang Mesir percaya bahwa impotensi adalah hasil dari gangguan alam atau mantra jahat. Orang Mesir memiliki banyak solusi untuk menangkal kutukan ED tersebut, termasuk menggosok penis dengan hati buaya.

Selain itu ada juga metode pengobatan dengan menggunakan bunga teratai sebagai obat untuk mengatasi impotensi. Bunga teratai di masa sekarang telah diketahui mengandung bahan aktif, apomorphine, yang dapat digunakan untuk mengobati ED.

3. 1000 SM: Bunga Nymphaea

Peradaban Maya kuno menggunakan bunga-bunga yang mungkin termasuk ke dalam genus yang sama dengan Nymphaea. Meskipun tanaman tersebut digunakan dalam dunia kuno sebagai bagian dari upacara keagamaan, peneliti berhipotesis bahwa bangsa Maya mungkin juga telah menggunakannya untuk mengobati disfungsi ereksi.

4. 300 SM: Gigitan lalat Spanyol

Pada sekitar 300 sebelum Masehi, peradaban Yunani kuno menggunakan lalat Spanyol untuk mengatasi disfungsi ereksi selama berabad-abad. Tetapi, pada zaman modern ini telah diketahui bahwa gigitan lalat Spanyol terlalu beracun dan tidak efektif untuk mengobati ED.

5. Abad ke-13: Mengusir iblis

Pada abad ke-13, teolog abad pertengahan Thomas Aquinas percaya bahwa iblis adalah penyebab paling mungkin dari disfungsi ereksi. Beberapa ratus tahun kemudian, dalam buku abad pertengahan dituliskan cara untuk memburu penyihir yang disebut Malleus Maleficarum.

Lelaki dengan masalah ED didesak untuk melacak perempuan yang telah menyihir penisnya dan membujuk perempuan tersebut untuk mengembalikan ereksinya.

6. Tahun 1600-1900: Sentuhan tangan wanita

Selama tahun 1600-an, orang-orang pada masa itu berpendapat bahwa lemahnya penis dapat diatasi oleh sentuhan tangan wanita. Sentuhan tangan wanita dapat membuat penis mengalami ereksi.

Namun, pada akhir abad ini, para ilmuwan telah menemukan bahwa ereksi sebenarnya disebabkan oleh pasokan darah dalam arteri penis. Sehingga pada tahun 1873, peneliti telah berhasil menemukan pengobatan bedah pertama untuk disfungsi ereksi, yaitu dengan menutupi pembuluh darah yang menguras darah dan menyebabkan penis tidak boleh ereksi.

7. Awal abad ke-20: Transpalantasi jaringan testis monyet

Pada tahun 1918, seorang dokter Rusia memperkenalkan ide gila untuk melakukan transplantasi jaringan testis monyet ke manusia. Operasi eksperimental untuk mengobati ED juga dilakukan dengan menanamkan jaringan dari testis yang diambil dari mayat manusia, kambing, babi hutan, dan rusa terhadap penis lelaki yang menderita impotensi.

Kemudian, pada tahun 1935, peneliti di Belanda mampu mengidentifikasi adanya hormon testosteron pada lelaki dan mulai menggunakan hal ini sebagai pedoman pengobatan.

8. 1960: Implan penis

Implan penis awalnya didasarkan pada pengamatan bahwa terhadap banyak hewan yang memiliki tulang penis sejati. Tapi upaya untuk menanamkan tulang atau tulang rawan ke penis manusia gagal karena cangkokan dengan cepat diserap tubuh.

Sebaliknya, dokter mulai menggunakan implan sintetis pada tahun 1960. Implan pertama masih menemukan banyak kesulitan dan menyebabkan rasa sakit. Pada awal tahun 1970-an digantikan dengan implan yang dapat dipompa penuh dengan udara.

9. 1970: Pemompa penis

Pada tahun 1970-an, seorang aktivis gereja yang memiliki bisnes perbaikan tayar menemukan cara untuk melampirkan pompa tayar ke silinder yang menghasilkan tekanan yang dapat membuat penis mendapatkan ereksi.

FDA menyetujui sistem pompa penis untuk mengatasi disfungsi ereksi. Memompa penis sekitar 30 menit sebelum berhubungan seks dengan alat tersebut dapat membangkitkan ereksi tanpa perlu pengobatan.

10. 1980: Suntikan penis

Kemajuan medis ini terjadi tanpa sengaja, ketika seorang ahli bedah Prancis sengaja menyuntikkan obat papaverine untuk membuka pembuluh darah ke dalam penis seorang pasien. Ternyata penis tersebut menunjukkan reaksi ereksi instan dan kemudian penemuan yang tidak disengaja ini menjadi awal dari terapi injeksi intrakavernosa ED.

11. 1990-sekarang: Viagra

Pada tahun 1994, peneliti tidak sengaja menemukan viagra ketika sedang melakukan uji coba terhadap obat untuk mengatasi radang tenggorokan. Ternyata, seldenafil dalam obat tersebut dapat menyebabkan ereksi. Pada tahun 1998, FDA menyetujui Viagra untuk mengobati ED yang digunakan hingga sekarang. 

Lelaki Cenderung Lebih Pendek Umur Karena Rela Mati Demi Seks

Para penyelidik telah lama mengetahui bahwa usia hidup wanita rata-rata lebih lama dibanding para lelaki. Ternyata, salah satu alasannya adalah karena para lelaki rela mati demi seks.

Angka kematian yang lebih tinggi pada lelaki dimotivasi oleh persaingan untuk mendapat pasangan kawin.

Seorang penyelidik dari University of Michigan bernama Daniel Kruger menjelaskan bahwa rendahnya angka harapan hidup lelaki boleh disebabkan karena seks.

Wanita lebih banyak berinvestasi dan menahan diri dalam urusan reproduksi sehingga lelaki kemudian cenderung bersaing dengan lelaki lain untuk mendapat pasangan kawin dan mencoba membuat dirinya terlihat menarik di mata wanita.

"Kompetisi ini mengarah pada strategi yang berisiko bagi lelaki dan mengakibatkan tingginya angka kematian. Jika persaingan untuk mendapat pasangan kawin bertanggung jawab atas kematian lelaki, maka semakin banyak persaingan untuk mendapat pasangan kawin, maka angka kematian lelaki cenderung makin tinggi," kata Kruger, asister profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat University of Michigan seperti Phys.org infokan, Jumat (3/8/2012).

Dalam penyelidik, Kruger menunjukkan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan pada lelaki yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat pengambilan risiko dan kematian.

Faktor pertama adalah poligami, yaitu situasi sosial di mana seorang lelaki mempertahankan hubungan seksual dengan banyak wanita.

Beberapa spesies primata banyak melakukan poligami, yaitu 1 ekor jantan dominan mengawini sebagian besar betina dalam kelompok dan pejantan lainnya ditinggalkan.

Budaya manusia memiliki berbagai jenis poligami. Kruger menemukan bahwa semakin banyak poligami, maka semakin tinggi pula tingkat kematian lelaki.

Dalam budaya poligami, lelaki akan mendapat keuntungan besar jika menjadi dominan, salah satunya mendapatkan banyak pasangan kawin. Lelaki yang tidak dominan tidak dapat memilih pasangan atau bahkan tidak mendapat pasangan kawin yang tersisa.

Faktor kedua adalah tingkat kesenjangan ekonomi. Dalam pemilihan pasangan, lelaki dinilai dari sebanyak apa investasi terhadap sumber daya yang dimiliki. Investasi ini akan membawa manfaat untuk keturunannya. Makin lebar kesenjangan antara si kaya dan si miskin, makin besar kemungkinan peningkatan tingkat kematian lelaki.

Seorang lelaki yang memiliki sumber daya seperti uang, rumah dan keamanan finansial lebih besar kemungkinannya menemukan pasangan seksual.

Dalam kedua kasus tersebut, ada kesenjangan antara puncak dan bawah, antara lelaki yang dominan atau paling kaya dengan lelaki paling tidak dominan atau miskin.

"Kehilangan posisi dalam masyarakat pelaku poligami atau memiliki kondisi ekonomi yang lemah artinya kehilangan hampir semua kesempatan untuk menemukan pasangan seksual. Terlebih lagi, 2 faktor ini berkaitan karena orang yang mendapat bagian terbesar dari kekayaan ekonomi seringkali hampir sama artinya dengan menjadi pejantan yang dominan," kata Kruger.

Dalam persaingan di mana sang pemenang mendapatkan semuanya, sedikit sekali lelaki yang mau mengalah dan akan berusaha mempertaruhkan segalanya untuk boleh sampai ke puncak.

Namun dalam masyarakat yang lebih menyokong monogami, maka sikap mau ambil risiko ini tak akan menjadi begitu ekstrim. Akibatnya, tingkat kematian lelaki tak akan setinggi di masyarakat poligami. 

Lelaki Cenderung Lebih Pendek Umur Karena Rela Mati Demi Seks

Para penyelidik telah lama mengetahui bahwa usia hidup wanita rata-rata lebih lama dibanding para lelaki. Ternyata, salah satu alasannya adalah karena para lelaki rela mati demi seks.

Angka kematian yang lebih tinggi pada lelaki dimotivasi oleh persaingan untuk mendapat pasangan kawin.

Seorang penyelidik dari University of Michigan bernama Daniel Kruger menjelaskan bahwa rendahnya angka harapan hidup lelaki boleh disebabkan karena seks.

Wanita lebih banyak berinvestasi dan menahan diri dalam urusan reproduksi sehingga lelaki kemudian cenderung bersaing dengan lelaki lain untuk mendapat pasangan kawin dan mencoba membuat dirinya terlihat menarik di mata wanita.

"Kompetisi ini mengarah pada strategi yang berisiko bagi lelaki dan mengakibatkan tingginya angka kematian. Jika persaingan untuk mendapat pasangan kawin bertanggung jawab atas kematian lelaki, maka semakin banyak persaingan untuk mendapat pasangan kawin, maka angka kematian lelaki cenderung makin tinggi," kata Kruger, asister profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat University of Michigan seperti Phys.org infokan, Jumat (3/8/2012).

Dalam penyelidik, Kruger menunjukkan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan pada lelaki yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat pengambilan risiko dan kematian.

Faktor pertama adalah poligami, yaitu situasi sosial di mana seorang lelaki mempertahankan hubungan seksual dengan banyak wanita.

Beberapa spesies primata banyak melakukan poligami, yaitu 1 ekor jantan dominan mengawini sebagian besar betina dalam kelompok dan pejantan lainnya ditinggalkan.

Budaya manusia memiliki berbagai jenis poligami. Kruger menemukan bahwa semakin banyak poligami, maka semakin tinggi pula tingkat kematian lelaki.

Dalam budaya poligami, lelaki akan mendapat keuntungan besar jika menjadi dominan, salah satunya mendapatkan banyak pasangan kawin. Lelaki yang tidak dominan tidak dapat memilih pasangan atau bahkan tidak mendapat pasangan kawin yang tersisa.

Faktor kedua adalah tingkat kesenjangan ekonomi. Dalam pemilihan pasangan, lelaki dinilai dari sebanyak apa investasi terhadap sumber daya yang dimiliki. Investasi ini akan membawa manfaat untuk keturunannya. Makin lebar kesenjangan antara si kaya dan si miskin, makin besar kemungkinan peningkatan tingkat kematian lelaki.

Seorang lelaki yang memiliki sumber daya seperti uang, rumah dan keamanan finansial lebih besar kemungkinannya menemukan pasangan seksual.

Dalam kedua kasus tersebut, ada kesenjangan antara puncak dan bawah, antara lelaki yang dominan atau paling kaya dengan lelaki paling tidak dominan atau miskin.

"Kehilangan posisi dalam masyarakat pelaku poligami atau memiliki kondisi ekonomi yang lemah artinya kehilangan hampir semua kesempatan untuk menemukan pasangan seksual. Terlebih lagi, 2 faktor ini berkaitan karena orang yang mendapat bagian terbesar dari kekayaan ekonomi seringkali hampir sama artinya dengan menjadi pejantan yang dominan," kata Kruger.

Dalam persaingan di mana sang pemenang mendapatkan semuanya, sedikit sekali lelaki yang mau mengalah dan akan berusaha mempertaruhkan segalanya untuk boleh sampai ke puncak.

Namun dalam masyarakat yang lebih menyokong monogami, maka sikap mau ambil risiko ini tak akan menjadi begitu ekstrim. Akibatnya, tingkat kematian lelaki tak akan setinggi di masyarakat poligami. 

Titik-titik Sensitif Lelaki yang Terlupakan

Seperti wanita, lelaki juga memiliki titik-titik sensual tertentu dalam tubuhnya yang dapat dibangkitkan melalui sentuhan dari pasangannya. Wanita mungkin melewatkan beberapa titik pada tubuh lelaki yang memberikan kenyamanan dan kenikmatan seksual ekstra ketika foreplay.

Seperti yang womansday infokan,berikan rangsangan pada 9 titik sensual lelaki berikut untuk meningkatkan gairah bercinta:

1. Kaki

Lelaki sangat menyukai pijatan lembut di kakinya. Selain itu, menurut praktek refleksologi kuno, tekanan pada tumit kaki diyakini dapat memicu gairah seksual. Pijatlah kaki lelaki dengan lembut menggunakan minyak atau lotion untuk meningkatkan gairahnya.

2. Telinga

Kebanyakan lelaki juga suka jika telinganya disentuh oleh pasangannya. Area ini sangat penting untuk menenangkan atau merangsang lelaki, tetapi seringkali dilupakan oleh wanita.

Tempatkan ibu jari dan jari telunjuk di tempat di lobus telinga dan turunkan perlahan-lahan menyusuri daun telinganya.

3. Kulit di balik lutut

Bagian belakang lutut juga boleh menjadi titik yang menyenangkan bagi lelaki. Lelaki menyukai belaian atau ciuman lembut pada kulit halus di bagian belakang lutut tersebut karena di daerah ini bulu kaki sedikit dan sensitif.

Bahkan sentuhan pada kulit di balik lutut dapat melepaskan ketegangan sosial dan meningkatkan orgasme. Sentuhlah bagian belakang lutut lelaki menggunakan jari telunjuk dengan arah melingkar.

4. Perut bagian bawah

Daerah dari perut antara pusar dan panggul merupakan daerah yang sensitif bagi lelaki. Daerah ini merupakan daerah yang baik untuk merangsang gairah seksual lelaki karena darah akan mengalir dari panggul ke alat kelamin dan melepaskan ketegangan seksual.

5. Paha bagian dalam

Sentuhan ringan pada daerah ini dapat dengan cepat meningkatkan mood bercinta lelaki. Sentuhlah area ini perlahan dari bagian atas hingga ke bawah paha bagian dalamnya agar lelaki lebih bersemangat ketika berhubungan seks.

6. Pikiran

Bisikan kata-kata yang menggoda di telinga lelaki untuk merangsang pikirannya. Pikiran adalah zona sensitif seksual terkuat lelaki. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sistem saraf pusat pada otak memfasilitasi gairah seksual. Ketika pikiran lelaki mulai merasa senang, tubuh akan menyesuaikan kesenangan tersebut.

7. Kelopak mata

Kebanyakan wanita mungkin tidak berpikiran bahwa kelopak mata merupakan area erotis lelaki. Mencium atau menggosok kelopak mata lelaki ketika dirinya sedang terpejam dapat meningkatkan gairah seksualnya.

8. Pangkal Leher

Lelaki juga menyukai rangsangan di area pangkal leher yang dapat Anda berikan melalui rabaan, pijatan atau ciuman.

9. Dahi

Dahi mungkin tidak tampak seperti titik rangsangan pada lelaki, tetapi di daerah ini terdapat ujung saraf yang sensitif. Pijatlah area ini dengan lembut dari garis rambut ke dahi untuk memicu hormon seperti dopamin dan serotonin yang berfungsi meningkatkan suasana hati.

 

Susah Hamil, Bila Harus Berpasrah?

Youfacom.com - Ketika belum juga hamil setelah beberapa tahun menunggu, Anda mulai rajin bertanya pada kawan-kawan bagaimana supaya boleh hamil. Terutama, pada mereka yang harus berusaha dulu supaya boleh hamil. Dengan semangat membara, Anda mencari informasi mengenai dokter yang hebat, mengonsumsi makanan yang kabarnya boleh meningkatkan kesuburan, mempraktikkan saran-saran seperti mengganjal pinggul dengan bantal saat berhubungan intim, hingga mencari perawatan alternatif.

Ketika semua upaya tersebut tak membuahkan hasil, Anda masih bingung. Semangat masih ada, harapan pun belum pudar. Anda dan suami melakukan serangkaian tes yang disarankan dokter kandungan dari segala penjuru kota, berhubungan intim pada tanggal-tanggal yang sudah ditentukan dokter, bahkan mulai menjalani laparoskopi untuk mengatasi masalah seperti endometriosis dan ketidaksuburan, hingga memulai proses inseminasi buatan (IUI, intrauterine insemination).

Setelah bertahun-tahun, tubuh mulai kelelahan karena harus mengambil obat-obatan, dan pulang-pergi ke tempat dokter. Usia semakin bertambah, dan Anda dibayangi kekhawatiran bagaimana bila harus menjalani masa tua seorang diri tanpa kehadiran anak. Semakin stres lagi karena suami tampaknya tak begitu antusias menjalani perawatan ini. Meskipun selalu menemani Anda berobat, ia sendiri sering lupa minum obatnya, atau tak berminat mencari-cari informasi mengenai upaya-upaya mendapatkan kehamilan.

Sekali lagi, Anda mendapati bahwa semua upaya tersebut tetap tak membuahkan hasil. Hasil test pack selalu negatif, meskipun Anda sempat terlambat datang bulan. Duit sudah terkuras untuk membiayai perawatan yang sangat mahal. Rasa kecewa sungguh menggerogoti pikiran dan hati.

Tawaran dokter untuk mulai menjalani prosedur in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung, tak begitu menggugah semangat Anda. Menjalani prosedur ini membutuhkan kesabaran dan mental yang kuat, mengingat prosesnya tidak mudah dan tidak cepat. Anda harus siap beristirahat total dari pekerjaan untuk sementara waktu, agar hasilnya lebih maksimal. Tetapi, itu pun peluang keberhasilannya pun tidak 100 persen.

Anda mengenal orang-orang yang setelah memutuskan untuk pasrah, ternyata mereka boleh hamil. Tak sedikit pula yang berkisah bagaimana mereka tiba-tiba hamil setelah sebelumnya mengambil anak angkat. Benarkah demikian? Tetapi bila benar, apakah Anda kelak mampu mencintai anak angkat itu seperti buah hati Anda sendiri?

Pada titik ini, kegetiran mulai melanda hati Anda. Anda ingin menyerah, ingin berpasrah seperti saran dari kawan-kawan, tetapi di sisi lain Anda juga masih ingin berusaha. Anda yakin bahwa harapan masih ada, apalagi dokter mengatakan Anda dan suami masih punya peluang untuk hamil. Tetapi kejenuhan yang luar biasa juga mendorong Anda untuk berhenti. Menyerah, sekarang juga. Tapi, haruskah? Bila waktu yang tepat untuk berhenti berusaha?

Saat untuk menyerah
Sebenarnya, anggapan bahwa mengambil anak angkat boleh meningkatkan kesuburan perempuan, dan membuatnya hamil, tidak selalu benar. Menurut laporan Resolve.org, persentase perempuan yang menjadi hamil setelah mengambil anak angkat hanya sekitar 5 persen, sama besarnya dengan perempuan yang mengalami infertility dan tidak mengambil anak angkat.

Bukti-bukti mengenai kisah-kisah tersebut memang terjadi, tetapi tidak boleh menjadi patokan, demikian menurut Dana S. Dunn, profesor bidang psikologi sosial dari Moravian College in Pennsylvania.

“Kita cenderung terlalu mengeneralisasi dari sejumlah contoh di mana orang berhasil melakukan hal-hal yang hebat. Bahayanya menafsirkan kesuksesan orang melawan semua kesulitannya adalah bahwa kita sebenarnya tidak tahu bagaimana upaya mereka mencapainya. Kita tidak sungguh-sungguh tahu langkah-langkah yang mereka jalani, bagaimana latar belakang mereka, atau sokongan yang mereka terima," papar Dunn, yang juga penulis Research Methods for Social Psychology ini.

Sebaliknya, riset justru membuktikan bahwa tekad yang terlalu kuat untuk hamil boleh menyebabkan depresi, bahkan melemahkan kekebalan tubuh Anda. Fakta bahwa Anda kesulitan untuk hamil lah yang membuat Anda stres. Karena itu, meskipun tidak ada standar pasti mengenai waktu yang tepat untuk berhenti berusaha, Anda boleh mempertimbangkan untuk menyerah ketika Anda mengalami hal-hal berikut:

* Anda mulai kehilangan kegembiraan dan semangat untuk memiliki anak, dan malah merasa sial, kalah, tidak berguna, patah hati, gelisah, stres berat... pendek kata, tidak bahagia.
* Menyadari bahwa hal ini memengaruhi hubungan Anda dengan suami, karena Anda merasa suami tidak sepenuhnya menyokong keinginan Anda. Anda jadi kerap bertengkar karena masing-masing merasa tidak punya tujuan yang sama.
* Hubungan seks tidak lagi menyenangkan, karena merasa wajib melakukannya pada tanggal-tanggal yang sudah ditentukan, padahal saat itu Anda dan suami justru sedang kepenatan.
* Salah satu dari Anda selalu mengatakan ingin sekali punya anak, tetapi menolak untuk menjalani perawatan kesuburan.
* Terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mencari informasi tentang kehamilan, ketimbang mengupayakan kehidupan yang bahagia dan menyenangkan, tanpa memikirkan kehamilan.
* Menyadari bahwa tujuan untuk hamil, dan proses mencapainya, tidak lagi mencerminkan siapa Anda.
* Merasa kecewa karena telah menghabiskan waktu, energi, dan uang untuk bisa hamil, dan tidak ada hasilnya
.

Pada intinya, ketika upaya Anda untuk hamil justru memberi pengaruh negatif pada kehidupan Anda, pada kondisi keuangan, dan mood Anda, mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan opsi lain, seperti mengambil anak angkat. Namun jika Anda masih punya motivasi yang kuat, dan boleh mengimbangi semua hambatan tersebut dengan kegembiraan akan hadirnya sosok mungil yang akan melengkapi kebahagiaan Anda berdua, Anda boleh jalan terus. Jangan menyerah, tetaplah berusaha!
(Dari berbagai sumber)