AdsNuffnang

Selasa, 31 Januari 2012

Ada 5 Masalah yang Dihadapi Perempuan Bekerja

Menjadi perempuan bekerja adalah sebuah pilihan, karena saat pilihan itu dijatuhkan, ia tahu akan ada risiko yang harus ditanggung. Membagi peran antara karier dan keluarga, adalah yang utama. Namun di sini lah kekuatan sebenarnya seorang perempuan diuji. "Hebatnya perempuan bekerja ini tidak hanya bekerja di Office tapi juga di rumah, dan tetap berkomitmen pada keluarga dan mereka sukses.

Meski sebenarnya tidak ada larangan bagi perempuan untuk bekerja, namun ternyata sampai sekarang masih ada masalah yang sering mereka hadapi, khususnya dari dalam keluarga sendiri.

1. Multi peran istri dalam keluarga
Perempuan bekerja memang harus siap multitasking untuk melakukan tugas-tugas rumah tangga maupun office. Bekerja di luar rumah meskipun menjadi suatu upaya aktualisasi diri, dan pilihan diri sendiri, seringkali menimbulkan berbagai masalah yang tidak boleh diselesaikan sendiri. "Butuh adanya kerjasama dengan pasangan Anda, agar keluarga dan pekerjaan berjalan seimbang," ujar Rustika. Namun, seringkali suami kurang mengambil peran dalam keluarga, sehingga lebih cenderung membebankan semua masalah urusan rumah tangga mereka kepada perempuan. 

2. Jawatan istri lebih tinggi
Saat ini, perempuan mulai dipercaya untuk menduduki posisi yang cukup tinggi di sebuah syarikat. Tak jarang, hal ini akan menjadi masalah ketika ia sudah menikah dan memiliki jawatan dan gaji yang lebih tinggi daripada suami. Dalam budaya kita, lelaki atau suami adalah kepala keluarga, sehingga seringkali menganggap perempuan atau istri tidak boleh menempati posisi yang lebih tinggi darinya. Ketika berada dalam posisi kalah, lelaki bersikap inferior dan merasa minder dari perempuan. "Hal ini akan membuat lelaki akhirnya berusaha menunjukkan dominasi dan kekuatan terhadap pasangannya, seringkali tanpa alasan yang jelas dan mengada-ada, dan istri harus patuh," bebernya.

3. Gaji istri lebih tinggi
Sebuah syarikat pasti memiliki standar gaji sendiri. Jadi, sekalipun menduduki posisi staf biasa, boleh saja gaji yang kita terima lebih besar daripada gaji dengan posisi lebih tinggi di syarikat lain. Nah, ketika gaji istri lebih besar daripada suami, suami boleh saja merasa kalah. Egonya sebagai kepala keluarga pun akan mulai terusik. "Karena hal ini, suami tak segan menyuruh istrinya untuk berhenti bekerja," tambah Rustika.

4. Kultur yang tak mendukung perempuan bekerja.
Perempuan bekerja juga akan terbentur pada adanya budaya tradisional di masyarakat. Ketika istri bekerja di luar rumah, tak jarang orangtuanya sendiri yang akan melarangnya untuk bekerja. Alasannya, istri seharusnya bertugas di rumah untuk melayani suami dan anak-anaknya. Ketika anak-anak menjadi tak terurus, entah kesehatannya yang terganggu, atau prestasi sekolahnya yang menurun, kesalahan akan dibebankan pada ibu.

5. Keselamatan kerja
Keselamatan menjadi salah satu faktor hal yang menjadi masalah besar pada perempuan, terutama jika sedang bekerja lebih masa sampai larut malam. Tak jarang dengan alasan penat, suami tidak bersedia menjemput sang istri di tempat kerjanya. Atau, karena bekerja adalah pilihan dan keputusan istri, maka pulang larut malam adalah resiko yang harus ditanggungnya sendiri. K

 

0 komentar:

Posting Komentar