AdsNuffnang

Kamis, 09 Februari 2012

Ada 5 Persepsi di Sebalik Putus Hubungan


Banyak orang melepasi masa sukar setelah putus hubungan. Anggapan yang kemudian sering muncul di antaranya, perempuan kerap terjebak dalam kesedihan dan mengalihkan emosi dengan makan berlebihan.  Ini hanyalah mitos belaka. Untuk membuktikannya, situs Your Tango mengungkapkan sejumlah fakta dari hasil survei melalui Facebook dan bekerjasama dengan SurveyMonkey.comkepada 1.329 responden, berlangsung 21 Desember 2011 hingga 9 Januari 2012.

Survei ini mengungkapkan 85 persen responden memang mengaku kesulitan mengatasi keadaan pasca putus hubungan. Meski begitu, mereka mencari cara untuk memulihkan keadaan dan bukan terjebak dalam situasi tak menyenangkan. 

Bahkan, fakta menunjukkan perempuan tak lantas melampiaskan emosinya kepada makanan atau sedih berkepanjangan. Justru, perempuan lebih mampu berpikir positif, melakukan langkah proaktif seperti dengan berolahraga, meluangkan waktu bersama kawan-kawannya, dan menghindari berhubungan dengan mantan untuk membantunya menikmati kembali masa-masa tanpa pasangan.

Berdasarkan survei tersebut, didapati sejumlah fakta di balik mitos putus hubungan ini:

1. Pengalihan emosi pada makanan. Memang benar, makanan menjadi pelarian untuk mengatasi emosi setelah putus hubungan. Namun tak sepenuhnya prasangka ini benar, yakni perempuan kerap mengalihkan emosi pasca putus dengan menonton film komedi romantic atau sitkom, serta mengonsumsi es krim. Faktanya, menurut survei ini, perempuan lebih memilih menikmati anggur untuk mengatasi emosinya. Coklat berada pada urutan kedua sebagai pilihan makanan yang memunculkan suasana nyaman dan menenangkan. Makanan sehat, makanan gurih, dan es krim berada di urutan berikutnya. 

2. Berat badan bertambah. Lantaran emosi dialihkan pada makanan, banyak orang yang akhirnya mengalami kenaikan berat badan akibat sering mengunyah pasca putus hubungan. Lagi-lagi ini hanya mitos, karena faktanya hanya tujuh persen responden yang mengaku berat badannya bertambah. Sementara 35 persen lainnya mengaku justru lebih termotivasi latihan di gym atau memulai program diet baru. Bahkan, 84 persen responden menanggapi putus hubungan dengan cara positif, dan menganggapnya sebagai kesempatan baik untuk memperbaiki diri.

3. Bermesraan dengan mantan. Meski hubungan resmi putus, terkadang kedekatan dengan sang mantan masih seseorang merasa ingin bermesraan. Mulai hubungan telepon hingga pertemuan yang pada akhirnya memunculkan intimasi namun tanpa status pasti. Hal ini dibantah para responden, dengan data menunjukkan 81 persen responden mengaku menjalin kembali hubungan atau bahkan kemesraan dengan mantan adalah ide buruk. Cara terbaik untuk memulihkan diri sendiri adalah dengan meluangkan waktu bersama teman, olahraga, dan belanja. Kegiatan inilah yang kemudian dipilih daripada menjalin hubungan lagi dengan mantan.

4. Tetap berteman dengan mantan. Mudah diucapkan tetapi sulit dipraktikkan. Mengubah status dari berpacaran menjadi teman biasa nyatanya tak semudah itu. Apalagi di era digital seperti ini, Anda atau dia dapat mengamati situasi yang berjalan pasca putus melalui Facebook atau Twitter misalnya. Apalagi jika Anda mengetahui bahwa sang mantan kini sudah menjalani hubungan dengan pacar barunya, melalui Facebook. 

Perasaan cemburu kemudian muncul, yang sebenarnya adalah petanda bahwa Anda belum boleh melupakannya, 75 persen responden menyetujui hal ini. Memperjelas status menjadi kawan penting untuk dilakukan siapa pun pasca putus hubungan. Meskipun sebagian orang butuh waktu untuk menganggap sang mantan sebagai teman. Sebanyak 55 persen responden mengakui sulit untuk menerima perubahan status ini, dan mereka mengaku butuh berbulan-bulan lamanya untuk menerima status baru ini. 

5. Melupakan mantan. Melupakan mantan setelah putus hubungan rasanya mustahil dilakukan. Bagaimana pun mantan pernah menjadi bagian dari perjalanan kehidupan berpasangan Anda. Sejumlah responden berpendapat, alih-alih berusaha keras melupakannya, sebaiknya bicarakan dengan sang mantan mengenai kegelisahan Anda. Dengan berbicara terbuka, Anda dapat mengatasi berbagai cara atau pikiran negatif pasca putus hubungan. Jika perasaan Anda lebih lega, Anda akan lebih mampu melanjutkan kembali kehidupan Anda tanpa harus melupakan sang mantan. K

0 komentar:

Posting Komentar