AdsNuffnang

Jumat, 16 November 2012

Mandul Belum Tentu Salah Wanita, Kebanyakan Sebab Salah Sperma

Selama ini penyebab mandul atau kegagalan pasangan untuk melakukan pembuahan seringkali ditimpakan pada wanita, padahal sebuah studi baru menemukan bahwa sebagian besar kasus kemandulan, terutama kemandulan yang tak jelas sebabnya itu merupakan kesalahan lelaki.

Di England saja setiap tahunnya dilaporkan ada 50.000 pasangan yang diminta melakukan terapi kesuburan tapi lebih dari sepertiga diberitahu bahwa dokter tak menemukan adanya gangguan reproduksi pada pasien atau biasa disebut dengan kemandulan yang tak dapat dijelaskan (unexplained infertility).

Profesor Sheena Lewis dari School of Medicine, Dentistry and Biomedical Sciences, Queen’s University Belfast menyimpulkan studi ini setelah mengamati 239 pasangan yang divonis mengalami kemandulan yang tak dapat dijelaskan atau kemandulan idiopatik dan menemukan 80 persen pasangan yang mengalami kondisi ini disebabkan oleh kerusakan DNA sperma yang tinggi.

"Oleh karena itu pengobatan yang cepat dan tepat dapat menghemat uang, mencegah pasangan patah hati dan yang paling krusial, menghemat waktu. Pasalnya hingga kini sepertiga pasangan tak menemukan penyebab kemandulannya secara pasti, mereka hanya didiagnosis mengalami 'kemandulan yang tak dapat dijelaskan'. Padahal mereka kadung menginvestasikan banyak waktu dan uang untuk menjalani terapi kesuburan seperti intrauterine insemination (IUI) tapi banyak yang gagal," papar Lewis yang juga anggota komite eksekutif British Fertility Society ini.

Beruntung studi ini juga menemukan tes terobosan baru agar para lelaki dapat segera mendeteksi kondisinya dan memungkinkannya mendapatkan penanganan dengan cepat sekaligus memiliki potensi keberhasilan yang tinggi. Tes ini juga diharapkan dapat memotong kos finansial dan emosional pasangan yang berupaya keras untuk membentuk keluarga idaman mereka.

Gambarannya untuk prosedur bayi tabung (IVF) sendiri kosnya boleh mencapai 3.000-5.000 poundsterling dengan tingkat keberhasilan yang sangat kecil karena dari 40.000 wanita di England yang menjalankan prosedur ini setiap tahunnya hanya 1 dari 4 wanita yang berhasil memiliki seorang bayi. Selain itu, waktu juga krusial, terutama karena jam biological wanita yang terbatas.

Tes bernama SpermComet yang dikembangkan oleh tim Dr. Lewis ini bekerja dengan cara mengecek kualiti DNA pada sperma seorang lelaki. Tentu saja tes ini sangat berbeda dengan tes yang biasa dilakukan kebanyakan klinik kesuburan karena mereka biasanya hanya melihat bentuk, kecepatan dan konsentrasi sperma lelaki saja.

Kualiti DNA ini boleh dikatakan sebagai salah satu faktor terpenting kesuburan lelaki yang terkadang masih diabaikan. Padahal jika sperma rusak dalam kondisi seperti ini, kemungkinan pembuahannya berhasil itu kecil. Kalaupun boleh hamil, si wanita akan lebih cenderung mengalami keguguran saat melahirkan.

Kini tes SpermComet sendiri telah ditawarkan di sejumlah klinik kesuburan di England.

"Sekarang kami telah menemukan penyebab kemandulan pasangan sehingga mereka boleh diarahkan langsung ke pengobatan terbaik sekaligus mampu meningkatkan peluang mereka untuk memiliki bayi," ujar Lewis seperti yang Daily Mail laporkan.

 

0 komentar:

Posting Komentar