AdsNuffnang

Sabtu, 23 November 2013

Deteks Cancer Boleh Gunakan Minuman Manis

Deteksi cancer selama ini akrab dengan penggunaan zat radioaktif, baik melalui injeksi maupun penyinaran. Zat radioaktif digunakan sebagai tracer untuk mengetahui pertumbuhan sel cancer.

Padahal, terlalu sering menggunakan zat radioaktif dapat membahayakan tubuh. Radiasi yang dipancarkan boleh membuat sel mati atau berada dalam kondisi berisiko. Bahkan bukan tak mungkin memicu jenis cancer lainnya.

Tetapi kini ada harapan baru bagi hadirnya cara diagnostik lebih aman menyusul penemuan para ahli dari University College London. Temuan itu mengindikasikan, coklat, minuman bersoda, dan makanan lain berbahan dasar gula ternyata boleh digunakan untuk mendeteksi cancer.

Menurut penelitian mereka, tumor ganas ternyata mengkonsumsi lebih banyak glukosa dibanding jaringan sehat lainnya. Glukosa digunakan untuk pertumbuhan sel yang cepat. Ilmuwan mengembangkan teknik baru untuk dengan melacak bagaimana gula diserap tubuh.

Peneliti menggunakan alat pemindai (scanner) MRI untuk melihat asupan glukosa. Hasilnya, sel tumor bersinar terang setelah sesuatu mengkonsumsi sesuatu yang manis.

"Saya tadinya tidak percaya. Namun penelitian kami membuktikan, scanner MRI boleh digunakan untuk melacak pergerakan glukosa," kata Professor Mark Lythgoe, Direktur UCL’s Centre for Advanced Biomedical Imaging (CABI).

Penelitian yang dipublikasikan jurnal Nature Medicine ini menggunakan tikus penderita cancer usus besar. Studi menemukan, pertumbuhan cancer dapat dideteksi MRI dengan mengikuti pengolahan glukosa pada tikus.

Riset ini tentu memberi harapan baru bagi pengobatan penyakit cancer. Metode ini dinilai lebih aman, murah, dan sederhana dibanding penggunaan radioaktif. Hasil metode ini juga diharapkan akan tersedia dalam 18 bulan ke depan.

Dengan efek samping yang minimal, teknik ini boleh digunakan dalam jangka waktu mingguan atau harian. Sehingga doctor boleh cepat mengetahui bagaimana reaksi sel kanker terhadap pengobatan yang dijalani. Namun tenik ini tidak disarankan bagi anak dan wanita yang sedang hamil.

Bagi pasien yang tak menyukai jarum suntik, kabar ini tentu melegakan. Tak seperti positron emission tomography (PET) yang membutuhkan injeksi radioaktif, metode MRI dengan glukosa tidak membutuhkan suntikan. Metode ini boleh digunakan setelah mengkonsumsi yang manis, seperti minuman bersoda, juice buah, atau makanan. Metode juga boleh digunakan menggunakan gula pada setengah dari standar ukuran coklat. Teknik ini juga dicobakan pada pasien cancer dan menunjukkan tanda kesuksesan.

"Metode ini menjanjikan. Kita boleh melihat penyerapan glukosa pada area sekitar tumor," kata Lythgoe.

Karena dinilai lebih mesra pada pasien cancer, sekarang metode ini sedang dalam tahap uji klinis. Uji klinis mungkin menggunakan glukosa murni dengan dosis tertentu, yang lebih baik dibanding coklat atau gula-gula

"Selanjutnya kita lihat bagaimana efektifnnya teknik ini berjalan pada pasien," kata Dr Kat Arney dari Cancer Research UK. hk

 

0 komentar:

Posting Komentar