AdsNuffnang

Jumat, 03 Agustus 2012

Lelaki Cenderung Lebih Pendek Umur Karena Rela Mati Demi Seks

Para penyelidik telah lama mengetahui bahwa usia hidup wanita rata-rata lebih lama dibanding para lelaki. Ternyata, salah satu alasannya adalah karena para lelaki rela mati demi seks.

Angka kematian yang lebih tinggi pada lelaki dimotivasi oleh persaingan untuk mendapat pasangan kawin.

Seorang penyelidik dari University of Michigan bernama Daniel Kruger menjelaskan bahwa rendahnya angka harapan hidup lelaki boleh disebabkan karena seks.

Wanita lebih banyak berinvestasi dan menahan diri dalam urusan reproduksi sehingga lelaki kemudian cenderung bersaing dengan lelaki lain untuk mendapat pasangan kawin dan mencoba membuat dirinya terlihat menarik di mata wanita.

"Kompetisi ini mengarah pada strategi yang berisiko bagi lelaki dan mengakibatkan tingginya angka kematian. Jika persaingan untuk mendapat pasangan kawin bertanggung jawab atas kematian lelaki, maka semakin banyak persaingan untuk mendapat pasangan kawin, maka angka kematian lelaki cenderung makin tinggi," kata Kruger, asister profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat University of Michigan seperti Phys.org infokan, Jumat (3/8/2012).

Dalam penyelidik, Kruger menunjukkan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan pada lelaki yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat pengambilan risiko dan kematian.

Faktor pertama adalah poligami, yaitu situasi sosial di mana seorang lelaki mempertahankan hubungan seksual dengan banyak wanita.

Beberapa spesies primata banyak melakukan poligami, yaitu 1 ekor jantan dominan mengawini sebagian besar betina dalam kelompok dan pejantan lainnya ditinggalkan.

Budaya manusia memiliki berbagai jenis poligami. Kruger menemukan bahwa semakin banyak poligami, maka semakin tinggi pula tingkat kematian lelaki.

Dalam budaya poligami, lelaki akan mendapat keuntungan besar jika menjadi dominan, salah satunya mendapatkan banyak pasangan kawin. Lelaki yang tidak dominan tidak dapat memilih pasangan atau bahkan tidak mendapat pasangan kawin yang tersisa.

Faktor kedua adalah tingkat kesenjangan ekonomi. Dalam pemilihan pasangan, lelaki dinilai dari sebanyak apa investasi terhadap sumber daya yang dimiliki. Investasi ini akan membawa manfaat untuk keturunannya. Makin lebar kesenjangan antara si kaya dan si miskin, makin besar kemungkinan peningkatan tingkat kematian lelaki.

Seorang lelaki yang memiliki sumber daya seperti uang, rumah dan keamanan finansial lebih besar kemungkinannya menemukan pasangan seksual.

Dalam kedua kasus tersebut, ada kesenjangan antara puncak dan bawah, antara lelaki yang dominan atau paling kaya dengan lelaki paling tidak dominan atau miskin.

"Kehilangan posisi dalam masyarakat pelaku poligami atau memiliki kondisi ekonomi yang lemah artinya kehilangan hampir semua kesempatan untuk menemukan pasangan seksual. Terlebih lagi, 2 faktor ini berkaitan karena orang yang mendapat bagian terbesar dari kekayaan ekonomi seringkali hampir sama artinya dengan menjadi pejantan yang dominan," kata Kruger.

Dalam persaingan di mana sang pemenang mendapatkan semuanya, sedikit sekali lelaki yang mau mengalah dan akan berusaha mempertaruhkan segalanya untuk boleh sampai ke puncak.

Namun dalam masyarakat yang lebih menyokong monogami, maka sikap mau ambil risiko ini tak akan menjadi begitu ekstrim. Akibatnya, tingkat kematian lelaki tak akan setinggi di masyarakat poligami. 

0 komentar:

Posting Komentar